![]() |
| Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi (Foto: kompas) |
JAKARTA (Kliik.Id) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebutkan perekonomian Indonesia kembali menunjukkan ketahanan dan daya saing yang kuat di tengah ketidakpastian global.
Hal ini disampaikan Hartarto melalui
juru bicara Kemenko Bidang Perekonomian, Haryo Limanseto, melalui siaran pers
Kemenko Bidang Perekonomian Nomor HM.02.04/384/SET.M.EKON.3/11/2025 pada Rabu
(5/11/2025).
Rilis tersebut mengambil data Badan Pusat Statistik (BPS), dimana
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada Triwulan III 2025 tumbuh sebesar
5,04% (yoy), tetap berada pada jalur untuk mencapai target pertumbuhan tahunan
5,2%.
“Pertumbuhan PDB sebesar 5,04% (yoy) pada Triwulan III 2025
menunjukkan kekuatan fundamental ekonomi nasional, didorong konsumsi rumah
tangga yang solid, investasi yang terus meningkat, serta kebijakan fiskal dan
moneter yang terkoordinasi dengan baik. Pemerintah berkomitmen menjaga momentum
ini melalui dukungan bagi sektor produktif dan hilirisasi industri, percepatan
belanja negara, dan penguatan perlindungan sosial,” tutur Airlangga.
Optimisme terhadap perekonomian Indonesia juga tercermin
dari laporan IMF yang telah menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia
untuk tahun 2025 dan 2026 serta menjadikan Indonesia sebagai salah satu “bright
spot” di tengah perlambatan ekonomi global.
Kinerja ekonomi Indonesia lebih baik dari sebagian besar
negara ASEAN dan G20 seperti Arab Saudi 5,0% yoy; Tiongkok 4,8% yoy; Singapura
2,9% yoy; dan Korea Selatan 1,7%.
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi tercatat
pada sektor jasa pendidikan, seiring dimulainya tahun ajaran baru dan
peningkatan belanja pendidikan, serta jasa perusahaan yang terdorong
peningkatan aktivitas penyewaan dan jasa tenaga kerja.
Sementara sektor dengan kontribusi terbesar terhadap PDB
tetap didominasi industri pengolahan (19,15%), perdagangan (14,25%), dan
pertanian (13,19%).
Secara kewilayahan, perekonomian nasional juga semakin
inklusif. Hal ini terlihat dari kontribusi pertumbuhan ekonomi terhadap PDB nasional,
yakni Pulau Jawa tumbuh 5,17% dengan kontribusi 56,68% terhadap PDB nasional,
diikuti Sulawesi (5,84%), Sumatera (4,90%), Kalimantan (4,70%), serta Maluku
dan Papua (2,64%) yang didorong oleh aktivitas pengolahan sumber daya alam.
Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga tetap menjadi
motor utama dengan pertumbuhan 4,89% (yoy), didukung oleh stimulus pemerintah
dan peningkatan mobilitas masyarakat. Investasi juga meningkat signifikan,
tercermin dari realisasi PMA dan PMDN hingga Triwulan III 2025 yang mencapai
Rp1.434,3 triliun (tumbuh 13,7% yoy).
Indeks PMI Manufaktur
pada Oktober 2025 berada di level ekspansif 51,2, menunjukkan potensi
percepatan di triwulan berikutnya.
Stabilitas harga tetap terjaga dengan inflasi Oktober 2025
sebesar 2,86% (yoy), masih dalam rentang sasaran 2,5±1%. Kondisi eksternal juga
solid dengan cadangan devisa USD148,7 miliar dan rasio utang luar negeri pada
level aman.
Pemerintah terus melanjutkan kebijakan kontrasiklikal untuk
menopang pertumbuhan melalui percepatan realisasi belanja negara di Triwulan
IV, penguatan program perlindungan sosial bagi lebih dari 35 juta keluarga
penerima manfaat, serta berbagai stimulus konsumsi dan transportasi jelang
Natal dan Tahun Baru.
Di sisi investasi dan industri, Pemerintah memperkuat
hilirisasi melalui penyelesaian proyek strategis, termasuk Pabrik Petrokimia
Terintegrasi PT Lotte Chemical Indonesia di Cilegon senilai USD4 miliar yang
akan diresmikan pada 6 November 2025.
Dengan capaian ini, Pemerintah optimis pertumbuhan ekonomi
Indonesia tahun 2025 tetap berada di jalur positif dan inklusif. Pemerintah
akan terus menjaga momentum pertumbuhan melalui kebijakan yang adaptif,
kolaboratif, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. (ril)
