![]() |
Ilustrasi virus Corona di Malaysia (Foto: AP/Vincent Thian) |
JAKARTA (Kliik.id) - Beberapa waktu lalu Malaysia menetapkan status darurat Corona. Melonjaknya kasus COVID-19 di negara tersebut dalam waktu sebulan terakhir menjadi pertimbangan utama.
"Lonjakan kasus COVID-19 baru-baru ini antara lain disebabkan oleh kelelahan pandemi (pandemic fatigue)," kata Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah yang dikutip dari The Star, Rabu (5/5/2021).
Dikutip dari laman WHO, pandemic fatigue adalah kondisi yang dialami masyarakat yang memicu munculnya demotivasi untuk berbagai langkah perlindungan yang direkomendasikan.
Kondisi ini muncul secara bertahap yang bisa mempengaruhi emosi, pengalaman, dan persepsi. Akibatnya, banyak orang yang mulai mengabaikan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Selain pandemic fatigue dan longgarnya aturan protokol kesehatan, kata Noor, adanya temuan varian baru Corona juga menambah kekhawatiran dan membuat banyak rumah sakit kewalahan menangani pasien.
"Kapasitas rumah sakit negara juga sedang berjuang, dengan banyak rumah sakit Lembah Klang melaporkan lebih dari 70 persen tingkat penggunaan tempat tidur unit perawatan intensif (ICU)," lanjutnya.
Untuk mengatasi lonjakan kasus tersebut, pemerintah Malaysia memutuskan untuk memberlakukan lockdown di beberapa titik di wilayah Negara Bagian Selangor.
Dalam penguncian ini, enam dari sembilan distrik di negara bagian yang mengelilingi Kuala Lumpur itu di-lockdown.
Dikutip dari Strait Times, hal ini menjadi tahapan untuk mengantisipasi awal mudik Lebaran 2021 dan menahan laju infeksi COVID-19 yang membahayakan fasilitas kesehatan di Malaysia. Ini diatur melalui mekanisme Perintah Kawalan Pergerakan (PKP).
Menurut Menteri Pertahanan Ismail Sabri Yaakob, enam distrik yang akan di-lockdown yaitu Petaling, Hulu Langat, Gombak, Klang, Kuala Langat dan Sepang. Larangan perjalanan untuk enam distrik ini ditujukan untuk menekan laju pertumbuhan infeksi COVID-19. (Detik)