![]() |
Haris Azhar. (Antara) |
Kapasitas Luhut dipertanyakan oleh Pegiat HAM itu apakah sebagai pejabat negara atau masih berkeinginan untuk menjadi pebisnis.
Hal itu disampaikan Haris saat hadir sebagai narasumber dalam diskusi publik bertajuk Trisakti versus Oligarki Kapitalis yang digelar Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem), organisasi sayap PDI Perjuangan pada Sabtu (23/4/2022).
Terlihat hadir anggota DPR RI Fraksi PDIP, Masinton Pasaribu juga sebagai narasumber.
"Wahai Airlangga Hartarto, mau jadi pejabat negara atau mau jadi pebisnis. Wahai Luhut Binsar Pandjaitan, engkau mau jadi pejabat negara atau mau jadi pebisnis," ujar Haris.
Ia juga meminta peserta diskusi ikut menulis pertanyaan itu di akun media sosial masing-masing.
Menurut Haris, seseorang yang menjadi pejabat negara seharusnya jauh dari urusan kepentingan pribadinya.
Ia mempertanyakan, mengapa masih saja ada pejabat negara yang bisa memiliki usaha di banyak sektor dan tempat.
"Orang harus selesai dengan kepentingan priibadinya, kalau dia mau jadi pejabat. Enggak boleh jadi pejabat, kalau masih cawe-cawe ngurusin ruang-ruang pribadinya dia," ujar mantan Koordinator KontraS tersebut.
Pejabat yang masih memiliki sampingan mengurus usahanya, menurut Haris bisa menjadi masalah. Sebab, ketika menjadi pejabat negara, orang itu punya akses dalam pembentukan kebijakan negara.
"Bagaimana seorang pejabat mau belain masyarakat kalau dia dikelilingi oleh orang-orang yang mempresentasikan dari kepentingan bisnisnya sendiri. Indonesia dilihatnya menjadi ladang, mencari penambahan modal, penambahan keuntungan," kata Haris.
Perlu diketahui, Haris Azhar merupakan tersangka yang telah dijerat Polda Metro Jaya karena berperkara dengan Luhut.
Haris sempat menyinggung dugaan keterlibatan Luhut dalam bisnis di Papua.
Dugaan itu ia sampaikan lewat video di YouTube dengan judul "Ada Lord Luhut Di balik Relasi Ekonomi-Ops Militer Intan 8008AJaya!! Jenderal BIN Juga Ada!!".
Ia telah ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan pencemaran nama baik yang dilayangkan oleh Luhut. (CNN/Kilat/Rls)