Foto ilustrasi |
JAKARTA (Kliik.id) - Realisasi subsidi yang disalurkan pemerintah pada 2021 untuk masyarakat lebih tinggi dibandingkan tahun 2020. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan jika hal ini dipengaruhi harga keekonomian dan realisasi penyaluran volume barang bersubsidi.
Dia menjelaskan untuk subsidi energi pada September 2021 tercatat Rp 88,2 triliun atau tumbuh 18,3%. Kemudian untuk subsidi non energi Rp 43,8 triliun tumbuh 10,1%.
"Realisasi subsidi energi lebih tinggi, termasuk realisasi diskon listrik rumah tangga dan UMKM sebesar Rp 5,6 triliun," kata dia dalam konferensi pers, Senin (25/10/2021).
Dia mengungkapkan untuk subsidi non energi juga tercatat lebih tinggi, didukung oleh percepatan pelaksanaan terutama untuk program PEN, subsidi bunga KUR dan subsidi IJP.
Sri Mulyani menambahkan realisasi anggaran perlindungan sosial hingga 30 September 2021 sebesar Rp 304,1 triliun dilaksanakan melalui BPP dan TKDD.
Dimanfaatkan Rp 141 triliun untuk Kementerian Sosial menyalurkan PHK bagi 10 juta keluarga sebesar Rp 20,7 triliun.
Kemudian penyaluran bantuan kartu sembako kepada 17,1 juta KPM sebesar Rp 29,2 triliun. Lalu penyaluran BST untuk 10 juta keluarga sebesar Rp 17,23 triliun.
Kemudian untuk Kementerian Koperasi dan UKM sebesar Rp 15,3 triliun untuk penyaluran Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) senilai Rp 1,2 juta per usaha mikro kepada 12,71 juta usaha.
Selanjutnya, penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU) untuk 2 bulan yang diberikan sekaligus Rp 1 juta bagi 5,07 juta pekerja/buruh.
TKDD Rp 14,9 triliun untuk pemberian BLT Desa untuk 5,6 juta keluarga.
Lalu, belanja non K/L Rp 148,3 triliun penyaluran subsidi energi dan non energi (di luar subsidi pajak) Rp 125,6 triliun termasuk diskon listrik Rp 5,63 triliun untuk 32,6 juta pelanggan dan subsidi bunga UMKM KUR dan Non KUR Rp 14,51 triliun. (Detik)