Foto ilustrasi |
JAKARTA (Kliik.id) - Pertama kalinya di dunia, India memberikan izin darurat penggunaan vaksin COVID-19 berbasis DNA. Dinamai vaksin ZyCoV-D, menggunakan bagian materi genetik dari virus yang memberikan instruksi baik sebagai DNA atau RNA untuk membuat protein yang direspons sistem kekebalan.
Regulator obat India memberikan emergency use of authorization (EUA) untuk vasin COVID-19 Zydus Cadila pada usia dewasa dan anak-anak berusia 12 tahun ke atas. Pemberian EUA dimaksud untuk memperluas cakupan vaksinasi pada semua usia dewasa yang memenuhi syarat, sampai bulan Desember karena negara masih dibayangi kemungkinan gelombang keempat COVID-19.
Diberikan 3 dosis
Dikutip dari Al Jazeera, tidak seperti kebanyakan vaksin COVID-19 yang membutuhkan dua dosis atau bahkan satu dosis, vaksin ZyCoV-D diberikan dalam tiga dosis.
Perusahaan pembuat vaksin, Cadila Healthcare Ltd, akan memproduksi 100 juta hingga 120 juta dosis vaksin ZyCoV-D setiap tahun, dan telah mulai menimbun pasokan vaksin.
Vaksin Zydus Cadila yang dikembangkan bermitra dengan Departemen Bioteknologi adalah vaksin buatan dalam negeri kedua yang mendapatkan otorisasi darurat di India setelah Covaxin dari Bharat Biotech.
Diklaim efektif melawan varian Delta
Juli lalu, pembuat vaksin tersebut mengatakan vaksin COVID-19-nya efektif melawan varian baru Corona terutama varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di India. Suntikan tersebut diberikan menggunakan aplikator bebas jarum sebagai lawan dari jarum suntik tradisional.
Dikutip dari BBC, ini diberikan dengan injektor bebas jarum sekali pakai yang menggunakan aliran sempit cairan untuk menembus kulit dan melakukan suntikan ke jaringan yang tepat.
"Memiliki vaksin DNA yang bekerja melawan infeksi adalah sesuatu hal yang besar. Jika itu memberikan perlindungan yang baik, ini adalah sesuatu yang akan dibanggakan India," kata Dr Gagandeep Kang, seorang ahli virologi di India.
Seberapa efektif?
Vaksin ZyCoV-D tiga dosis efektif mencegah kasus COVID-19 bergejala hingga 66 persen, menurut sebuah studi awal pembuat vaksin, Cadila Healthcare.
India sejauh ini telah memberikan lebih dari 570 juta dosis vaksin kepada warganya, dari tiga vaksin yang mendapat EUA seperti Covishield, Covaxin dan Sputnik V. Sekitar 13 persen usia dewasa telah divaksinasi lengkap, dan 47 persen lainnya telah menerima setidaknya satu dosis sejak awal Januari. (Detik)