![]() |
Screenshot video viral Salamat Sianipar saat diduga dianiaya oleh sekelompok warga |
TOBA (Kliik.id) - Salamat Sianipar (45) pasien terpapar Covid-19 yang sempat viral karena dikeroyok warga di Desa Pardomuan, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba, Sumut, dikabarkan meninggal dunia di RSUP Adam Malik, Medan, Minggu (1/8/2021) sekira pukul 16.30 WIB.
Kabar kematian Salamat Sianipar awalnya tersebar di media sosial Facebook yang diposting akun bernama Albert Siagian.
"Selamat jalan uda Salamat Sianipar. Sonang ma uda di siamun ni Debata (Selamat jalan uda Salamat Sianipar, berbahagialah di sisi kanan Tuhan)," tulisnya.
Postingan Albert langsung dibanjiri ucapan turut berduka cita. Tak sedikit yang menyayangkan tindakan pemukulan yang terjadi. Para netizen juga meminta agar proses hukum dilakukan secara tegas kepada para pelaku pemukulan terhadap Salamat Sianipar.
Direktur RSUD Porsea, Tommy Siahaan, membenarkan kabar meninggalnya Salamat Sianipar.
"Benar, pasien atas nama Salamat Sianipar yang sempat dirawat di RSUD Porsea, telah meninggal dunia di RSUP Adam Malik Medan, Minggu (1/8/2021) sekira pukul 16.30 WIB," ujar Tommy saat dikonfirmasi, Minggu (1/8/2021) malam.
Tommy mengatakan, pasca dilakukan PCR terhadap Salamat Sianipar, hasilnya menunjukkan positif Covid-19.
"Kondisi pasien semakin memburuk ditambah gangguan jiwa sehingga tidak memungkinkan dirawat di RSUD Porsea. Selamat terpaksa dirujuk ke Adam Malik Medan, 28 Juli lalu," katanya.
Kabar itu juga dibenarkan oleh Kasubbag Humas RSUP Haji Adam Malik Rosario Dorothy Simanjuntak.
"Iya benar sudah meninggal tadi sore sekitar pukul 16.30 WIB," kata Rosario, Minggu (1/8/2021) malam.
Rosario menjelaskan Salamat Sianipar sudah dirawat sejak 29 Juli 2021 di ruang isolasi untuk pasien Covid-19.
"Pihak keluarga sudah ada yang datang ke RSUP Adam Malik. Jenazah malam ini akan langsung dibawa ke Toba," katanya.
Sebelumnya diberitakan, sebuah video yang memperlihatkan seorang pasien terpapar Covid-19 disiksa sekelompok warga di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, viral di media sosial.
Dalam video yang dilihat Kliik.id, Sabtu (24/7/2021), pasien tersebut diketahui bernama Salamat Sianipar, warga Desa Sianipar Bulu Silape, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba.
Dari video tampak Salamat Sianipar diseret-seret di jalan kampung. Tangannya diikat, dan sejumlah warga terlihat mencolok-colokkan batang kayu ke tubuh Salamat.
Dalam kondisi tak berdaya, Salamat cuma bisa tersungkur di tanah. Dia kembali diseret-seret oleh sekelompok pria.
Terlihat dari akun media sosial bernama Joshua Lubis yang mengaku sebagai keponakan Salamat Sianipar, menyebutkan kejadian terjadi pada 22 Juli 2021.
"Awalnya Tulang (om) saya terkena Covid-19, Dokter menyuruh isolasi mandiri. Tetapi masyarakat tidak terima, akhirnya dia dijauhkan dari kampung bulu silape. Dia kembali lagi kerumahnya tetapi masyarakat tidak terima. Malah masyarakat mengikat & memukuli dia. Seperti hewan & tidak ada rasa manusiawi," tulis Joshua Lubis.
"Kami dari pihak keluarga tidak menerima & ini tidak manusiawi lagi. Perlu adanya edukasi dari pemerintah untuk masyarakat tentang Covid-19," sambungnya.
Terkait perlakuan kasar terhadap warga terpapar Covid-19, Bupati Toba Poltak Sitorus sempat angkat bicara.
Menurut Poltak, warga tidak berniat mengeroyok Salamat Sianipar, namun mengamankannya karena dia kabur dari isolasi mandiri.
"Saya sudah bertemu pihak keluarganya. Itu bukan kekerasan, hanya mengamankan," ujar Poltak kepada wartawan, Minggu (25/7/2021).
Saat ini, kata Poltak, Pemerintah Kabupaten Toba telah membawa Selamat Sianipar ke RSUD untuk menjalani perawatan.
"Beliau (Salamat, red) sudah di RSUD Porsea," ujarnya. (Rls)