Notification

×

Luhut soal Nasib PPKM Darurat: Jangan Kelamaan, Malah Buat Mati

Kamis, 15 Juli 2021 | 13:26 WIB Last Updated 2021-07-15T06:59:54Z
Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: detikcom)
JAKARTA (Kliik.id) - Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat (PPKM) Darurat menghentikan secara total beberapa kegiatan di sektor ekonomi. Misalnya seperti Pusat Perbelanjaan atau Mal dan tempat pariwisata yang ditutup sementara.

Kemudian beberapa sektor esensial dan kritikal pun masih dibatasi dengan beberapa aturan. Hal itu dinilai akan berpengaruh tak hanya pada kegiatan ekonomi masyarakat yang ujungnya pada pendapatan mereka tetapi juga berpengaruh pada upaya pemulihan ekonomi nasional.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pihaknya akan mengamati sejauh mana pembatasan kegiatan ekonomi akan dilakukan.

"Tentu ini kita amati dengan cermat, kami ada tim juga yang mengamati sampai berapa jauh kita boleh pergi, istilah saya itu kalau kita bengkokkan sesuatu musti ada batasnya, kalau bengkok terus ya patah, jadi kita mengamati betul masalah ekonomi ini jangan sampai kelamaan juga malah buat mati," kata Luhur dalam konferensi pers, Kami (15/7/2021).

Luhut menegaskan, perihal kegiatan ekonomi pihaknya berhati-hati dan memperhitungkan akan berapa lama PPKM Darurat diberlakukan. Selanjutnya, akan dilakukan evaluasi untuk diambil kebijakan lebih lanjut dengan melihat data-data yang ada.

"Kemarin Presiden minta saya untuk evaluasi, saya janji pada Presiden besok atau nanti sore kami akan laporkan cara bertindak apa yang akan dilakukan dengan data-data yang ada. Nanti kita juga bertemu asosiasi guru besar universitas dan minta pendapat mereka juga," lanjutnya.

Sejauh ini, pemerintah masih melihat perkembangan PPKM Darurat dengan jumlah penambahan kasus COVID-19 varian Delta. Berbagai jenis bantuan pun mulai diterima dari berbagai negara seperti Singapura, Abu Dhabi, hingga Cina.

Hasil dari PPKM Darurat pun, kata dia, dapat terlihat setelah masa inkubasi 14-21 hari. Dalam tiga minggu ini pihaknya sudah memprediksi akan terjadi kenaikan kasus.

"Kasus meroket ini sudah kita duga juga bakal terjadi, mungkin terjadi tapi tidak kita duga terus terang akan secepat ini, karena pemahaman kita mengenai varian Delta ini banyak yang tidak faham betul, sudah lihat chart tadi bukan hanya Indonesia saja, banyak negara lain yang juga kena. Ilmu kedokteran belum sampai ke sana, saya selalu tanya teman-teman dokter mengenai ini," jelasnya.

"Supaya tidak naik kita kurangi kerumunan-kerumunan baru keliatan beberapa waktu ke depan dan ingat delta varian ini sangat-sangat besar penyebarannya, berbagai literatur menyebut bisa 5-6 kali lebih besar penyebarannya," tandas Luhut. (Detik)
×
Berita Terbaru Update