![]() |
Foto penguburan korban virus corona |
JAKARTA (Kliik.id) - Situasi COVID-19 di Tanah Air semakin memilukan. Kisah pasien Corona tak dapat rumah sakit hingga meninggal saat menjalani isolasi mandiri mulai banyak terjadi.
Jumlah kasus kematian pasien COVID-19 di Indonesia juga melonjak dalam beberapa hari terakhir. Hal ini sejalan dengan kolapsnya fasilitas kesehatan, bahkan dilaporkan sudah ada rumah sakit yang tidak menerima pasien dengan kegawatan sesak napas.
Salah satunya dialami rekan Alif, yang positif COVID-19 dan meninggal dunia karena tak mendapat oksigen ketika sedang melalui masa kritis sesak napas.
Alif menceritakan, sebelumnya ia sempat mengelilingi Kota Bogor untuk membantu rekannya mendapat oksigen. Ia juga telah meminta bantuan lewat grup di sosial media miliknya namun hasil tetap nihil.
"Karena nanya kesana-sini, dapat banyak nomer telepon. Akhirnya dihubungin satu per satu. Dapat vendor yang punya oksigen terakhir, harga Rp 3,5 juta," kata Alif saat dihubungi detikcom, Senin (5/7/2021).
Ia tak menyangka rekannya akan mengalami perburukan akibat COVID-19 sebab kondisi awalnya hanya gejala ringan sehingga lebih memilih isolasi mandiri.
Namun makin hari saturasi oksigennya kian menurun.
Gejala COVID-19 yang dikeluhkan pun tak seperti biasanya. Infeksi Corona membuat kondisi rekannya semakin lama menurun.
Sayangnya setelah mendapat oksigen, saturasi rekannya tak kunjung membaik. Sempat dibawa ke IGD RSUD Bogor, namun kondisinya tetap drop.
"Sempat masuk IGD, tp trus kondisinya drop terus dan qodarullah meninggal," jelasnya.
Banyak Pasien Isoman Meninggal di Luar Faskes
Kelompok pemerhati perkembangan COVID-19 di Indonesia, LaporCovid-19, menyampaikan sudah 269 pasien isolasi mandiri (isoman) yang meninggal dunia di luar fasilitas kesehatan (faskes). Ini menandakan faskes di Indonesia sudah kolaps menghadapi pandemi.
Angka ini terus diperbarui berdasarkan laporan yang masuk. Mereka yang meninggal di luar faskes termasuk meninggal dunia saat isolasi mandiri di rumah, saat berupaya mencari fasilitas kesehatan, dan ketika menunggu antrean di IGD RS. Kematian di luar faskes ini terjadi hanya selama sebulan belakangan.
Berdasarkan keterangan resminya, dari data tersebut, jumlah kematian tertinggi di luar rumah sakit terjadi di Jawa Barat dengan 97 kasus, disusul Yogyakarta (63), Banten (40), Jawa Tengah (22), Jawa Timur (18), Jakarta (17), Riau (5), Lampung (2), serta Kepulauan Riau dan Nusa Tenggara Timur masing-masing satu kasus.
"Fenomena ini menjadi potret nyata kolapsnya fasilitas kesehatan yang menyebabkan pasien COVID-19 kesulitan mendapatkan layanan medis yang layak. Situasi ini diperparah oleh komunikasi risiko yang buruk, yang menyebabkan sebagian masyarakat menghindari untuk ke rumah sakit dan memilih isolasi mandiri," tulis LaporCovid-19. (Detik)