![]() |
Foto: ABC Australia |
JAKARTA (Kliik.id) - Varian baru dari virus Corona versi delta penyebarannya sangat cepat. Zona merah di beberapa daerah pun menunjukkan bahwa COVID-19 ini semakin menyebar.
Tidak hanya munculnya varian baru dari COVID-19 tetapi juga mulai banyak masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan. Hal ini bisa menjadi ancaman bagi orang tua hingga anak-anak.
Pakar imunologi, Prof. Dr. Theresia Indah Budhy S, drg., M.Kes., Akp., D.Cibtag mengatakan kasus lonjakan COVID-19 saat ini lebih berbahaya dibandingkan dengan kasus pada Maret 2020. Hal ini disebut ada virus baru yang bermutasi secara massif.
"Kasus yang sekarang lebih berat karena ada double variant virus sehingga salah satu cara yang harus dilakukan adalah meningkatkan sistem imun, selalu menjalankan protokol kesehatan dan menggalakkan program vaksin," jelas Theresia dalam laman Unair.
Selain itu Dr. Diana Rahmasari, S.Psi., M.Si selaku alumni Fakultas Psikologi Unair juga mengungkapkan kelelahan dan frustasi jadi salah satu faktor masyarakat abai dengan protokol kesehatan. Sehingga edukasi terkait hal ini perlu ditingkatkan kembali.
Menurut Diana, anak muda memiliki peranan penting dalam agent of change yang membantu edukasi protokol kesehatan.
"Saya yakin anak muda dapat mengembangkan kreativitasnya untuk membuat inovasi," ujarnya.
Di Indonesia saat ini usia produktif jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif.
"Bonus demografi di Indonesia sekitar 60-70 persen ini bisa menjadi aset yang sangat besar untuk membantu dalam edukasi proker ataupun menciptakan inovasi lain," tutur Diana.
Diana menjelaskan, "Agar dapat tetap berkarnya di masa pandemi, kreatifitas anak muda perlu dilatih dengan membentuk suatu komunitas, tentunya hal itu sangat berguna bagi mereka saat terjun di dunia kerja."
Anak muda lebih mudah menjadikan sumber inovasi yang kritis dan kreatif untuk melakukan suatu perubahan dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Melatih daya analitik anak muda bisa membentuk pikiran yang peka terhadap permasalahan serta dapat memutuskan solusi efektif dalam menghadapi suatu fenomena.
Berdamai dengan COVID-19 bisa dilakukan dengan mengadakan promosi kesehatan melalui gadget atau menciptakan suatu alat deteksi COVID-19 dan lain-lain.
"Virus ini ada dan nyata. Sehingga kita harus hidup berdampingan dengan menerapkan prokes serta menggerakkan anak muda untuk menciptakan suatu pembaharuan," jelas Theresia. (Detik)