Notification

×

Optimistis Pada Merdeka Belajar, Nadiem Bilang Program Ini Dilanjutkan

Minggu, 02 Mei 2021 | 15:04 WIB Last Updated 2021-05-02T14:08:02Z
Nadiem Makarim
JAKARTA (Kliik.id) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim menyatakan akan terus berinovasi melalui terobosan program Merdeka Belajar secara konsisten untuk melakukan transformasi sistem pendidikan di Indonesia.

"Sejak saya menjabat sampai saat ini termasuk di masa pandemi 10 episode merdeka belajar telah diluncurkan dan masih banyak lagi terobosan merdeka belajar yang akan dilakukan," ujar Nadiem saat memberikan sambutan dalam upacara hari pendidikan nasional (Hardiknas) yang digelar Minggu (2/5/2021).

Menurut Nadiem, transformasi harus dilakukan agar dunia pendidikan di Indonesia yang sedang jalan di tempat bisa berubah menjadi sebuah lompatan kemajuan.

"Terobosan Merdeka Belajar dapat menyasar seluruh masyarakat mulai dari pendidik dan pelajar dari PAUD sampai pendidikan tinggi, orang tua, para wakil rakyat, pemda, organisasi kemasyarakatan sampai dunia usaha dan dunia industri dari Sabang sampai Merauke, MIangas sampai Pulau Rote," katanya.

Nadiem menyebutkan untuk melakukan transformasi tersebut ada empat upaya yang dilakukan. Pertama perbaikan pada infrastruktur dan teknologi. Kedua, perbaikan kebijakan, prosedur, dan pendanaan, serta pemberian otonomi lebih bagi satuan pendidikan.

"Ketiga, perbaikan kepemimpinan, masyarakat, dan budaya. Kemudian perbaikan kurikulum, pedagogi dan asesmen," ujarnya.

Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo mengatakan merdeka itu berarti berdaya, bertenaga, dan mandiri. Namun kemandirian kemerdekaan di dalam pembelajaran pada saat ini kondisinya terganggu situasi pandemi.

"Kemerdekaan belajar pada saat ini bisa dikatakan lumpuh walaupun tidak lumpuh total. Berjalan tapi stuck, bahkan banyak yang mengalami hilangnya kompetensi yang ingin dicapai siswa atau learning lost," katanya.

Heru menyatakan sari hasil analisis FSGI dalam masa pandemi program merdeka belajar tidak menuju arah yang diharapkan.

Dia memberi contoh program guru penggerak yang tahun ini menargetkan 2.800 mendapatkan pelatihan. Latihan ini berlangsung selama berbulan-bulan yang mayoritas menggunakan daring.

Saat pelatihan ini berjalan makan menurut Heru, waktu dan fokus guru akan tersita sehingga ini tidak akan melakukan pembelajaran secara maksimal.

"Kalau ini yang terjadi, satu sisi siswa dalam kondisi pandemi memperoleh kelemahan dalam pembelajaran. Guru akan menyerahkan pembelajaran siswa akan didampingi ortu. Siswa tidak akan tersupport untuk memberdayakan merdeka belajar," kata Heru.

Menteri Nadiem, menurut Heru memang punya visi yang jauh ke depan terkait transformasi sistem pendidikan ini. Namun faktanya yang ada di lapangan belum mampu mengikuti kecepatan berpikir dari Nadiem.

Di lapangan tenaga pendidik lapisannya banyak sekali. Ada yang sudah masuk dalam pensiun sampai generasi muda yang melek teknologi namun belum punya kompetensi mengajar yang luar biasa.

"Lapisan untuk guru ini kan banyak sekali. Kendala ini mesti dicarikan jalan keluar dulu. Kendala yang ada dengan keinginan menteri yang begitu tinggi ini harusnya dipetakan terlebih dahulu. Dari pemetaan ini apa yang harus dilakukan," kata Heru. (Detik)
×
Berita Terbaru Update