![]() |
Warga saat berada di Kantor Kepala Desa Naga Kesiangan, Sergai. |
SERDANGBEDAGAI (Kliik.id) - Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumut, diduga melakukan pemotongan bansos (bantuan sosial) non tunai PKH terhadap 9 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
"Penyunatan' dana itu dengan dalih akan dikembalikan ke Kas Negara namun dialihkan untuk kegiatan bakti sosial bersama Pemerintah Desa Naga Kesiangan.
Uang tunai dari bantuan PKH yang merupakan hak KPM, disetujui Kepala Desa (Kades) Naga Kesiangan Sugianto untuk disalurkan ke anak yatim dan lansia.
Saat dikonfirmasi, Kades Naga Kesiangan Sugianto hingga kini, Minggu (11/4/2021) masih enggan berkomentar mengenai hal tersebut.
Sebelumnya diberitakan, warga Dusun II, Desa Naga Kesiangan, Kecamatan Tebing Tinggi Erliana Saragih mengatakan bahwa penyaluran bansos PKH Tahap II yang dilaksanakan beberapa minggu lalu diduga ada kejanggalan.
Dia dan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) lainnya diarahkan Pendamping PKH agar mengambil uang bantuan PKH tersebut melalui agen di rumah ketua kelompok di Dusun II, Desa Naga Kesiangan.
"Pada penyaluran tersebut, saldo saya yang masuk ke KKS sebesar Rp 1.625.000. Namun yang saya terima dari Pendamping PKH hanya Rp 725.000. Ketika saya tanyakan mengapa diberikan segitu, sisanya Rp 900.000, dimana pak. Kata bapak pendamping itu bukan hak saya lagi dan akan dikembalikan ke Kas Negara. Padahal saat 'digesek' di mesin EDC, saldonya semua masuk dan ditarik," ujar Erliana kepada wartawan, Sabtu (10/4/2021).
Saat wartawan melakukan konfirmasi kepada ketua kelompok Dusun II Reni, dia membenarkan kejadian tersebut.
"Iya benar pak, ada 9 orang KPM yang dipotong langsung oleh bapak itu saat digesek, 3 orang adusun II, 1 orang Dusun III dan sisanya 5 orang Dusun V, kemudian bapak pendamping itu mengatakan kepada ibu-ibu tersebut mereka tidak berhak lagi mendapatkan dana ini, nanti akan saya kembalikan ke kas negara. Kalau mengenai jumlahnya bervariasi," jelasnya.
Dari beberapa KPM yang dipotong bantuannya mengatakan tidak terima dan sangat marah kepada pendamping PKH yang baru 2 Bulan berada di Kecamatan Tebing Tinggi tersebut.
"Kami dunia dan akhirat tak terima batuan kami di potong, dan itu hak kami," ungkap warga.
Terpisah, saat dikonfirmasi ke pendamping PKH Kecamatan Tebing Tinggi, Hamdani Harahap, Sabtu (10/4/2021), dia tidak membantah soal pemotongan bantuan tersebut.
Setelah dilakukan pengumpulan pemotongan dari KPM, pendamping menginformasikan kepada Kades Naga Kesiangan.
"Saya informasikan kepada Kades bahwa ada uang sisa yang bukan haknya KPM agar diberikan kepada yang membutuhkan, dan akhirnya untuk uangnya itu sudah diberikan kepada lansia dan anak yatim," ujarnya.
"Sudah saya sampaikan seperti itu. Tapi mereka gak mendengarkan informasi yang sampaikan.
Saya sudah konfirmasi sama Pak Kades bahkan sama perangkat desa di Naga Kesiangan dan Saya juga minta izin sama mereka untuk kegiatan acaranya. Mereka menyetujui kalau uang itu digunakan untuk anak yatim dan lansia," kata Hamdani. (Rls)