![]() |
Mensos Tri Rismaharini |
SURABAYA (Kliik.id) - Di media sosial beredar video yang menarasikan penjarahan bantuan gempa Sulbar. Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Risma memastikan tidak ada penjarahan bantuan gempa Sulbar.
Dari video berdurasi 30 detik ini, penulis menarasikan kepada pembaca untuk berhati-hati bagi yang ingin mengirimkan bantuan ke Mamuju, Sulbar. Disebutkan di daerah Majene ada pemberhentian mobil pengirim bantuan.
Soal video ini, Risma angkat suara. Risma mengatakan kejadian yang sebenarnya bukan demikian.
"Jadi begini, ada beberapa video yang beredar bahwa seolah-olah itu penjarahan. Tapi kejadian sebetulnya bukan begitu. Memang karena kemarin (jalur penghubung) Makassar dengan Mamuju itu terputus karena ada longsoran. Mungkin sekarang baru dikerjakan," kata Risma kepada wartawan di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (16/1/2021).
Dengan terputusnya jalur penghubung tersebut akibat longsor, Risma menyampaikan pengiriman bahan pangan bantuan untuk gempa bumi di Mamuju dan Majene harus berputar dengan waktu sekitar 6 jam.
"Sehingga bahan kebutuhan pangan kita itu harus muter, kurang-lebih 6 jam. Jadi baru tadi pagi sampai, karena mestinya 9 jam. Tapi ditambah muter lagi 6 jam baru sampai. Kita baru bisa membagi. Mungkin mereka juga kelaparan kondisinya," ungkap Risma.
Risma kembali menegaskan peristiwa dalam video yang beredar tersebut terjadi di Majene bukanlah penjarahan.
"Jadi sekali lagi, bukan penjarahan. Karena kita harus bisa membaca situasi, karena tidak ada pasar yang buka, tidak ada toko yang buka. Karena semua takut, sehingga semua mengungsi. Semua bahan makanan yang kita bawa dari Palu dan Makassar," tegas Risma.
Menurut Risma, warga mengungsi ke lokasi jalan yang lebih tinggi karena takut terjadi tsunami. Risma pun sempat melihat video yang beredar tersebut.
"Kalau nggak salah di Majene, tadi aku sempat lihat videonya, supaya jangan sampai terkesan bahwa seolah apa yang salah tidak. Yang terjadi karena ada yang putus itu jalan operasional dari Makassar ke Mamuju," ungkap Risma.
"Itu makanan kita, warga itu tersebar, mereka mengungsi karena takut tsunami. Nah, itu mereka tersebar di sepanjang jalan. Jadi mereka ada di jalan, jadi sebetulnya ya lumrah, karena mungkin mereka sudah lapar. Kemarin sore aku juga masak sendiri, karena butuh cepat sampai setengah enam, aku masak dan bagi-bagikan supaya cepat. Jadi bungkusin sendiri. Tapi dibantu teman-teman Tagana," jelas Risma.
Ke depan, untuk mengantisipasi kejadian serupa, Risma akan menjadikan balai milik Kementerian Sosial akan dijadikan gudang logistik.
"Tapi nanti ke depan kita punya 41 balai, nanti ditambah diklatnya ada 6 kalau nggak salah. Itu akan kita jadikan gudang (logistik) kita. Jadi sekarang ini ada di balai tertentu, sehingga kesulitan mobilisasinya, kemudian ada masalah transport," tandas Risma. (Detik)