![]() |
Elite NasDem Effendi Choirie |
JAKARTA (Kliik.id) - Partai NasDem angkat bicara perihal PKS mengincar suara masyarakat yang tidak puas dengan setahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). NasDem mengingatkan PKS akan ancaman Partai Gelora.
"Ke arah Pileg 2024 rakyat masih sangat dinamis. Selain partai-partai lama terus akan mempertahankan pendukungnya, partai-partai baru yang bermunculan juga melakukan berbagai manuver untuk menarik dukungan rakyat," kata elite NasDem Effendi Choirie, kepada wartawan, Minggu (27/12/2020).
"Gelora sebagai pecahan dari PKS kemungkinan besar tokoh-tokohnya akan ngajak pendukung PKS, selain juga akan membidik dari yang lain," imbuhnya.
Effendi menyebut manuver dalam menggerus suara partai lain adalah hal biasa. Asal dilakukan dengan cara yang sehat.
"Ya saling bermanuver lah, itu biasa, itu demokrasi. Yang penting pertarungannya sehat," terang Effendi.
Ketua Teritorial Pemenangan Pemilu Jawa 1 DPP NasDem itu pun menilai wajar jika PKS membidik suara yang kecewa dengan setahun kepemimpinan Jokowi.
Effendi menyebut peningkatan kinerja pemerintah sangat mungkin terjadi setelah reshuffle yang telah dilakukan Jokowi.
"Semua partai juga bekerja keras untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari rakyat, apakah yang puas atau tidak puas terhadap kepemimpinan Jokowi. Itu normal dan wajar saja. Itu dari sisi partai kepda rakyat," papar Effendi.
"Kalau dari sisi rakyat terhadap Jokowi, setelah adanya reshuffle mungkin kinerja Jokowi akan meningkat, sehingga kepuasan rakyat juga bisa meningkat bisa mencapai 60 persen lebih. (Ketidakpuasaan masyarakat) sangat besar bisa berubah kalau kinerja Jokowi menjadi lebih baik," sambung dia.
Seperti diketahui, PKS mengincar suara masyarakat yang tidak puas dengan setahun kepemimpinan Presiden Jokowi.
Menurut Presiden PKS Ahmad Syaikhu, berdasarkan survei Litbang Kompas pada Oktober 2020 sebanyak 52,5 persen responden tidak puas dengan kinerja Presiden Jokowi selama setahun menjabat.
PPP merespons apa yang disampaikan Syaikhu. PPP menyebut masyarakat yang terlanjur kecewa dengan Jokowi belum tentu memilih PKS.
"Sedangkan segmen masyarakat yang meskipun kecewa dengan pemerintahan yang ada, namun mereka juga tidak sreg dengan partai di luar koalisi pemerintahan, maka diyakini tidak akan mudah untuk digarap partai seperti PKS," ujar politikus PPP Arsul Sani. (Detik)