Acara yang dilaksanakan pada Senin (15/12/2025) ini bertujuan menetapkan program kerja daerah yang selaras dengan visi Rakernas Dekranas RI yakni Optimalisasi Peran Dekranas Mengembangkan Produk Kerajinan Indonesia".
Rakerda ini dibuka oleh Ketua Dekranasda Sergai, Ny Hj Rosmaida Darma Wijaya, Wakil Ketua I Ny Hj Aini Zetara Adlin Tambunan, Wakil Ketua II Ny Mafa Yanny Suwanto, serta Ketua Harian Roy CP Pane, Ketua DWP Perindag Ny Elvi Yuliana Roy CPS Pane bersama seluruh pengurus dan perwakilan OPD terkait.
Momen ini juga diwarnai dengan pembacaan naskah Pengukuhan Kepengurusan Dekranasda Sergai Masa Bakti Tahun 2025-2030.
Dalam sambutannya, Rosmaida Darma Wijaya menegaskan pengrajin memiliki peran ganda, yakni sebagai penggerak ekonomi kerakyatan sekaligus penjaga warisan budaya bangsa.
"Perlu adanya gebrakan besar agar warisan budaya Tanah Bertuah Negeri Beradat tidak hilang. Untuk itu, program kerja 2026 akan difokuskan pada Pelatihan Wirausaha Muda, Peningkatan Kompetensi UMKM, Optimalisasi Literasi Digital, Persiapan Pameran Nasional dan Internasional, serta membina Kerja Sama," ujarnya.
Terkait hal tersebut, Rosmaida berharap Dinas Tenaga Kerja dan Koperasi (Disnakerkop) dapat membuat pelatihan khusus yang mengutamakan kain atau pembuatan batik.
Selain itu, OPD di lingkungan Pemkab Sergai diminta menghidupkan kembali tenun Sergai serta mendorong gerakan "Sergai bangga memakai kerajinan daerahnya sendiri".
Sebelumnya, Ketua Harian Roy CP Pane memaparkan Kinerja 2025 dan Rencana Kerja 2026, yang mencakup Pembinaan dan Pendampingan IKM kerajinan Anyaman Purun dan Pandan untuk peningkatan predikat OVOP, serta pendampingan sertifikasi produk.
Dalam kesempatan tersebut, Roy Pane menyoroti prestasi pengrajin Sergai, termasuk keberhasilan Nasti Purun meraih Best Innovation dalam program Fast Track Young Preneur dan capaian sepuluh besar nasional dalam penilaian OVOP Go Global.
Rakerda kemudian mencapai beberapa kesimpulan penting yang fokus pada diversifikasi dan penguatan identitas kerajinan daerah.
Pengurus didorong tidak hanya memperhatikan IKM anyaman, tetapi juga menghidupkan kembali potensi tenun yang tersebar di wilayah seperti di Sei Rampah atau Sipispis, serta mengembangkan potensi batik khas Sergai, layaknya kabupaten lain.
Aspek pemasaran diidentifikasi sebagai kelemahan utama. Oleh karena itu, pengurus diminta memberikan perhatian khusus pada strategi promosi, termasuk memanfaatkan media digital.
Salah satu usulan konkret adalah pembentukan admin media sosial khusus untuk TikTok Dekranasda yang rutin mengunggah konten harian kerajinan, setelah melalui proses kurasi produk. (Red)
