![]() |
| Soeharto dan Fadli Zon (Foto: pojoksatu) |
JAKARTA (Kliik.Id) - Beberapa media internasional menyoroti penganugerahan gelar
pahlawan nasional oleh Presiden Prabowo Subianto kepada 10 tokoh, termasuk
Presiden ke-2 Soeharto dan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid.
Sebagian besar pembahasan media-media asing, lebih difokuskan pada gelar
pahlawan nasional untuk Soeharto.
Media Al Jazeera, misalnya, memberi judul "Indonesia makes former
president Soeharto posthumous national hero" (Indonesia telah menobatkan
mantan presiden Soeharto sebagai pahlawan nasional, meskipun ada tuduhan
pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh rezimnya).
“Aktivis mengecam penghargaan yang diberikan mantan menantunya, Presiden
Subianto, dan menyebutnya sebagai pengkhianatan terhadap korban Soeharto dan
demokrasi," tulis Al Jazeera.
Media terkemuka Inggris, BBC, membahasnya dalam artikel berjudul
"Indonesia names ex-dictator Suharto a 'national hero'.
"Indonesia telah menobatkan mantan presiden Suharto sebagai pahlawan
nasional, meskipun warisan kontroversialnya sebagai diktator telah memicu
protes keras terhadap langkah tersebut," tulis BBC dalam artikelnya
tersebut.
Media Inggris lainnya, The Guardian, mengulas soal reaksi kontra terhadap
pemberian gelar pahlawan nasional untuk mendiang Soeharto dalam artikel
berjudul "Fury as Indonesia declares late authoritarian ruler Suharto a
national hero".
"Penghargaan ini telah memperdalam kekhawatiran tentang upaya untuk
mengaburkan kebangkitan dan kekuasaan Suharto selama puluhan tahun, suatu
periode yang ditandai oleh korupsi yang merajalela, penyensoran, dan tuduhan
pelanggaran hak asasi manusia massal," tulis The Guardian dalam
artikelnya.
Sementara kantor berita Reuters mengulasnya dalam artikel berjudul
"Indonesia grants national hero status to late strongman President
Suharto".
"Gelar tersebut dianugerahkan dalam sebuah seremoni yang disaksikan oleh
Presiden Prabowo Subianto, mantan menantu Suharto, meskipun diprotes oleh para
aktivis pro-demokrasi dan keluarga korban yang terdampak pemerintah tangan besi
sang pemimpin otoriter," sebut Reuters dalam penggalan artikelnya.
Tak ketinggalan, kantor berita AFP yang berkantor di Prancis juga membahas
pemberian gelar pahlawan nasional untuk Soeharto dalam artikelnya yang berjudul
"Indonesia names late dictator Suharto a national hero".
"Indonesia menambahkan mantan Presiden Suharto ke dalam daftar pahlawan
nasional dalam sebuah seremoni pada hari Senin, meskipun ada keberatan dari
para aktivis dan akademisi atas catatan hak asasi manusia dari mendiang
diktator militer tersebut," tulis AFP. (detiknews)
