![]() |
Wakil Wali Kota Tebingtinggi Chairil Mukmin Tambunan menerima audiensi dari APPSI di ruang kerja Wakil Wali Kota, lantai IV Balai Kota, Kamis (2/10/2025). |
Wakil Wali Kota Chairil Mukmin Tambunan juga mengapresiasi kehadiran APPSI sebagai mitra strategis pemerintah dalam membangun pasar tradisional yang lebih maju.
"Kami menyambut baik gagasan APPSI. Pemerintah Kota Tebingtinggi memang terus berupaya melakukan revitalisasi pasar, sekaligus mencari formula agar pedagang bisa lebih sejahtera. Sinergi dengan asosiasi tentu akan mempermudah kita menyerap aspirasi dan menyusun program," ujar Mukmin saat menerima audiensi dari APPSI di ruang kerja Wakil Wali Kota, lantai IV Balai Kota, Kamis (2/10/2025).
Mukmin berharap agar APPSI segera terbentuk di Kota Tebingtinggi dan dapat berjalan beriringan dengan program pemerintah daerah.
"Pasar adalah jantung perekonomian, dan pedagang adalah nadinya. Kita ingin keduanya tetap sehat dan berdenyut," katanya.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM, Marimbun Marpaung, memaparkan bahwa Pemko telah merencanakan revitalisasi fisik di sejumlah pasar, seperti Pasar Inpres, Pasar Gambir Blok A, dan Pasar Kain.
Selain pembangunan fisik, Pemko Tebingtinggi juga menyiapkan program industri konveksi berbasis UMKM di pasar, dengan memfasilitasi pelaku usaha menjahit agar dapat menghasilkan produk lokal yang berdaya saing.
"Revitalisasi memang penting, tapi yang lebih utama adalah meningkatkan kesejahteraan pedagang. Karena itu, kami juga menyiapkan program pemberdayaan berbasis koperasi, modal usaha, dan pelatihan digitalisasi," ucap Marimbun.
Dalam pertemuan tersebut, rombongan APPSI yang dipimpin Syam Purba bersama sejumlah pengurus memaparkan tujuan kunjungan, yakni untuk membentuk Dewan Pimpinan Daerah (DPD) APPSI Kota Tebingtinggi.
Hal ini, menurut Syam, sesuai dengan instruksi nasional agar APPSI hadir di setiap kabupaten/kota guna bersinergi dengan pemerintah daerah dalam memperjuangkan aspirasi pedagang.
Syam menyampaikan, visi utama APPSI adalah memberikan advokasi kepada pedagang pasar, khususnya dalam menghadapi tantangan permodalan, daya saing, dan digitalisasi perdagangan.
"Hari ini permasalahan pedagang bukan hanya soal kenyamanan tempat atau kebersihan, tetapi juga keterbatasan modal. Banyak pedagang terjebak pada pinjaman rentenir sehingga sulit berkembang," ujarnya.
Selain itu, APPSI mendorong adanya kolaborasi dengan pemerintah daerah dan lembaga keuangan agar pedagang bisa mendapatkan akses modal yang lebih ringan, serta pembinaan untuk masuk ke ekosistem digital.
"Kami ingin pedagang pasar tradisional juga mampu beradaptasi dengan era digitalisasi, berjualan melalui aplikasi, dan tidak kalah bersaing dengan ritel modern," katanya.
Turut hadir dalam audiensi ini, Kabid Politik Dalam Negeri Kesbangpol, Zulfadli Matondang. (Red)