Notification

×

Partogi Sirait Soroti Kondisi Jalan Nasional dan Sumut di Siantar Yang Sering Banjir dan Lokasi Begal

Sabtu, 18 Oktober 2025 | 00:42 WIB Last Updated 2025-10-17T17:42:13Z

 

Anggota DPRD Sumut, Franky Partogi Wijaya Sirait, B.Sc., M.H, saat melaksanakan Reses I Tahun Sidang II Tahun 2025-2026.


Pematangsiantar (Kliik.Id) - Kegiatan Reses Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara dari Fraksi PDI Perjuangan, Franky Partogi Wijaya Sirait yang berlangsung pada 5 hingga 14 Oktober 2025 di daerah pemilihan Siantar–Simalungun, kembali membuka mata atas lemahnya penanganan infrastruktur dasar di sejumlah wilayah.


Hal ini terlihat dari aspirasi yang disampaikan salah seorang warga yang menghadiri kegiatan reses tersebut, yaitu Ando Butarbutar, tinggal di kawasan Jalan Sisingamangaraja, Kelurahan Sukadame, Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar, yang berstatus jalan nasional, berada tepat di depan SMP Negeri 7 Pematangsiantar.


 Ia menyoroti kondisi drainase yang dangkal dan sempit, sehingga kawasan tersebut menjadi langganan banjir setiap kali hujan turun.


“Kalau hujan setengah jam saja, air langsung naik ke badan jalan. Anak sekolah sulit lewat, pengendara tergelincir, dan warga sekitar terpaksa menunggu air surut baru bisa beraktivitas. Drainase di sini harus segera dinormalisasi, diperlebar, dan diperdalam,” ujar Ando.


Keluhan serupa juga disampaikan salah seorang warga di kawasan yang sama. Ia menambahkan bahwa selain drainase buruk, minimnya penerangan jalan memperparah kondisi keamanan di Jalan Sisingamangaraja.


“Lampu jalan di sini hampir tidak ada, jadi sangat gelap kalau malam. Sudah beberapa kali terjadi aksi kriminal, salah satunya adik saya sendiri yang menjadi korban begal. iPhone 15 miliknya yang baru dibeli dirampas saat melintas di jalan ini,” ungkap Sanjaya.


Menanggapi keluhan yang disampaikan masyarakat, Partogi menilai kondisi tersebut mencerminkan lambannya respon pemerintah kota dalam mengatasi persoalan banjir dan keamanan publik. Ia menegaskan, persoalan infrastruktur dasar, seperti drainase dan penerangan jalan, seharusnya menjadi prioritas utama dalam tata kelola kota.


“Masalah seperti ini bukan hal baru. Tapi yang membuat miris, tahun berganti, pejabat berganti, masalahnya tetap sama. Drainase dangkal, jalan gelap, air meluap, warga menderita. Ini bukti nyata bahwa perencanaan dan pemeliharaan infrastruktur kota belum berjalan efektif,” tegas Partogi.


Ia juga menyoroti bahwa jalan nasional yang seharusnya menjadi jalur aman justru berubah menjadi lokasi rawan kejahatan setiap kali banjir datang dan penerangan minim.


“Ini bukan hanya soal drainase, tapi juga soal keselamatan warga. Jalan utama seharusnya terang, aman, dan nyaman bagi semua pengguna jalan,” tambahnya.


Selain dari Kota Pematangsiantar, aspirasi senada juga disampaikan warga di wilayah Kabupaten Simalungun. Amos Gultom, warga dari Nagori Pantoan Maju, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun ini mengeluhkan kondisi drainase di Jalan Asahan KM 4 yang merupakan jalan provinsi, namun sering tergenang air setiap hujan turun.


“Setiap kali hujan deras, air meluap ke badan jalan dan menyebabkan kemacetan. Jalan Asahan ini padat kendaraan, tapi drainasenya sempit dan sudah lama tidak diperbaiki. Kami berharap pemerintah provinsi memperlebar dan menormalisasi drainase secepatnya,” ujarnya.


Menanggapi berbagai aspirasi tersebut, Partogi  menegaskan komitmennya untuk membawa semua temuan lapangan ke tingkat provinsi, sekaligus mendorong sinergi antara Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Kota Pematangsiantar serta Pemkab Simalungun.


“Saya tidak ingin keluhan seperti ini hanya jadi catatan di buku reses. Ini harus menjadi alarm bagi pemerintah daerah bahwa masyarakat sudah lelah dengan banjir yang sama, jalan yang gelap, dan ancaman kejahatan yang terus berulang,” pungkasnya. (red)

 

×
Berita Terbaru Update