Notification

×

Jokowi Bertemu PM Kanada, Bahas Kerja Sama Bidang Ekonomi

Selasa, 28 Juni 2022 | 10:25 WIB Last Updated 2022-06-28T05:28:33Z
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbicara mengenai peringatan 70 tahun hubungan Indonesia dan Kanada saat bertemu Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. (detikcom)
JAKARTA (Kliik.id) - 
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbicara mengenai peringatan 70 tahun hubungan Indonesia dan Kanada saat bertemu Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Jokowi berkomitmen terus meningkatkan kerja sama kedua negara.

"Tahun ini kita memperingati 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Kanada. Indonesia dan Kanada harus terus mendorong spirit kerja sama, spirit kolaborasi dan spirit multilaterisme dalam menghadapi tantangan global saat ini," kata Jokowi di sela-sela KTT G7 di Elmau, Jerman, seperti dalam keterangan tertulis dari Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Selasa (28/6/2022).

Jokowi mendorong penguatan kerja sama ekonomi dengan penuntasan perundingan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) pada 2023. Hal itu disebut akan memberi sinyal positif bagi dunia usaha Indonesia dan Kanada.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh Kanada terhadap Presidensi Indonesia di G20.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan bilateral dengan PM Trudeau yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno.

Selain bertemu Trudeau, Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin negara lain, yaitu PM India Narendra Modi, Kanselir Jerman Olaf Scholz, hingga Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Pidato Jokowi di KTT G7

Jokowi sebelumnya menyerukan negara G7 dan G20 untuk bersama-sama mengatasi krisis pangan yang kini mengancam rakyat di negara-negara berkembang jatuh ke jurang kelaparan dan kemiskinan ekstrem.

Jokowi menyampaikan pandangannya itu pada KTT G7 sesi II, yang mengangkat topik tentang ketahanan pangan dan kesetaraan gender.

"(Ada) 323 juta orang di tahun 2022 ini, menurut World Food Programme, terancam menghadapi kerawanan pangan akut. G7 dan G20 memiliki tanggung jawab besar untuk atasi krisis pangan ini. Mari kita tunaikan tanggung jawab kita, sekarang, dan mulai saat ini," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan pangan adalah permasalahan hak asasi manusia (HAM) yang paling dasar. Menurutnya, para perempuan dari keluarga miskin dipastikan menjadi yang paling menderita menghadapi kekurangan pangan bagi anak dan keluarganya.

"Kita harus segera bertindak cepat mencari solusi konkret. Produksi pangan harus ditingkatkan. Rantai pasok pangan dan pupuk global, harus kembali normal," ucap Jokowi.

Dalam pidatonya, Jokowi menegaskan pentingnya dukungan negara G7 untuk reintegrasi ekspor gandum Ukraina dan ekspor komoditas pangan dan pupuk Rusia dalam rantai pasok global. (Detik)
×
Berita Terbaru Update