Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. (detikcom) |
"Memang tadinya kami merencanakan booster itu sudah 70 persen dari target vaksinasi 208 juta itu sudah suntik pertama dan 50 persen dari target populasi yang ditarget sudah disuntik," terangnya dalam Raker Komisi IX DPR RI dengan Menteri Kesehatan RI, Selasa (14/12/2021).
"Mengapa kemudian pemikiran dipercepat? Karena yang terjadi terakhir varian Omicron, di mana dalam tiga minggu terakhir masih ada ketidakpastian," sambungnya.
Ia menyebut, keputusan tersebut juga disebabkan laju penularan varian Omicron lebih tinggi dibanding varian-varian Corona yang ada sebelumnya. Ditambah, terdapat kemungkinan varian Omicron mampu menghindari perlindungan vaksin, terutama yang berbasis mRNA.
Namun Menkes menegaskan, hal-hal tersebut masih serba bersifat kemungkinan sebab belum ada kepastian perihal sifat varian Omicron.
"Ini masih dikatakan lagi dalam dua sampai empat minggu ke depan. Kita cepat merespons karena Indonesia salah satu negara terbaik kondisinya,' beber Menkes.
"Kita memperketat border supaya memperlambat masuknya Omicron. Tidak akan bisa kita menghindari 100 persen, tapi setidaknya kita memperlambat," pungkasnya. (Detik)