![]() |
Bobby Nasution melihat peluang yang cukup besar untuk menjadikan sungai sebagai objek wisata yang memiliki nilai heritage |
MEDAN (Kliik.id) - Selain melakukan revitalisasi kawasan Kota Lama Medan sehingga menjadi wisata kuliner dan heritage, Wali Kota Medan Bobby Nasution juga berkeinginan menjadikan sungai sebagai wisata heritage.
Hal ini, tidak terlepas dari sejarah berdirinya Kota Medan yang berawal dari pertemuan Sungai Deli dan Babura.
Keinginan ini muncul setelah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II telah menyetujui normalisasi tiga sungai di Kota Medan yakni Sungai Deli, Babura dan Bedera sebagai upaya untuk meminimalisir terjadinya banjir di Kota Medan.
Setelah normalisasi ketiga sungai dilakukan, Bobby Nasution melihat peluang yang cukup besar untuk menjadikan sungai sebagai objek wisata yang memiliki nilai heritage.
Ditambah lagi, ibukota Provinsi Sumut ini, berdasarkan sejarah terbentuk karena pertemuan antara Sungai Deli dan Babura.
"Kita akan kembangkan sungai sebagai wisata heritage. Sebab, penataan heritage merupakan salah satu program prioritas utama Pemko Medan saat ini. Untuk mengembangkan ini, tentunya kita harus berkolaborasi dengan berbagai pihak terutama kelompok masyrakat yang rutin menggelar kegiatan di sungai," kata Bobby Nasution baru-baru ini.
Keinginan Bobby Nasution dibenarkan Kepala Bappeda Kota Medan Benny Iskandar. Dikatakan Benny, sejarah sungainya dimulai dari kampung kecil yang dulunya bernama Medan Putri hasil pertemuan dua sungai yakni Sungai Deli dan Babura, persisnya di samping Wisma Benteng.
Menurut Benny, di lokasi pertemuan kedua sungai itu nantinya akan dibuat taman bernuansa heritage dan kekinian. Setelah itu, lanjut Benny, bergerak ke wilayah Sungai Deli di kawasan Kesawan.
"Gambaran kita yang sudah ada itu akan jadi jalur pedestrian di pinggir dan atas sungai. Di samping itu juga, nanti ada tempat jogging dan berkumpulnya anak muda. Jalur inilah yang nanti akan menyatukan Medan dengan Kesawan," ungkap Benny.
Selain itu, lanjut Benny lagi, titk-titik lain sesuai dengan yang telah didesain Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan.
Di kawasan itu juga, jelasnya, akan dibuat taman-taman di sempadan sungai yang dapat digunakan menjadi tempat berkumpulnya anak-anak muda dilengkapi dengan wifi dan media komunikatif lain.
"Penekanan heritagenya, bahwasanya sungai merupakan bagian depan Kota Medan sesuai dengan sejarah lahirnya Kota Medan dari pertemuan dua sungai. Artinya, bangunan yang ada tidak lagi membelakangi sungai tetapi menghadap sungai dengan Jalan Speksi di dalamnya. Kemudian, titik-titik heritage seperti Kampung Medan Putri dan Kesawan harus dihubungkan jalur pedestrian, sehingga orang nantinya menghargai sejarah Kota Medan," jelasnya.
Aktivis lingkungan Kota Medan Bobi Septian juga sangat setuju dengan rencana dan keinginan Bobby Nasution menjadikan sungai sebagai wisata heritage. Apalagi, konsepnya dengan menggali sejarah Kota Medan yang dipadukan dengan konsep kekinian.
Untuk itu, Bobby berharap rencana dan konsep tersebut dapat direalisasikan dengan kolaborasi bersama semua pihak, terutama masyarakat.
"Konsep tersebut dapat menggali nilai sejarah dalam beberapa klaster yang kita nilai sangat tepat untuk Sungai Deli. Misalnya, membangun spot transit berkunjung ke Istana Maimun menggunakan transportasi air," ujarnya.
Lalu, tambah Bobby, daerah Kesawan juga bisa dilakukan. Ini sangat tepat karena digabungkan dengan konsep kekinian. Apalagi untuk Sungai Deli, memiliki banyak spot yang bisa dijadikan sebagai potensi.
"Selain Istana Maimun, juga ada klaster Kampung Aur yang memiliki sejarah peradaban bagaimana masyarakatnya tinggal di situ. Sebab, ada budaya Melayu yang kental. Sedangkan. klaster Sungai Babura ada Kampung Sejahtera dengan peradaban etnis India-nya," papar Bobby. (Rls)