Notification

×

BIKIN MALU! Gara-gara Kriminalisasi Nakes, Kota Siantar Tercampak dari 10 Kota Toleransi

Jumat, 26 Februari 2021 | 15:38 WIB Last Updated 2021-02-26T08:58:39Z
Salah satu tugu di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
PEMATANGSIANTAR (Kliik.id) - Wajah Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, sebagai salah satu kota dengan toleransi tertinggi di Indonesia mulai terkikis.

Teranyar, dari Laporan Indeks Kora Toleran (IKT) yang dikelurkan Setara Institute, tak ada nama Kota Pematangsiantar di dalamnya.

Dari Laporan Indeks Kota Toleran yang dikeluarkan Setara Institute, tahun 2020, bahwa Kota Salatiga menjadi kota paling bertoleransi di Indonesia dengan skor 6,717. Kota Salatiga bertengger di atas, sementara Kota Pematangsiantar terdegradasi dari daftar tersebut.

Laporan itu dirilis Setara Institute pada Kamis 25 Februari 2021. Laporan ini adalah yang keempat kali sejak studi berjalan sejak 2015 lalu. Studi terkait Indeks Kota Toleran dilaksanakan sepanjang 2020 di 94 kota dari 98 kabupaten di Indonesia.

Terdapat 8 indikator dalam metodologi penelitian yang digunakan dengan metode triangulasi yang membandingkan data yang diperoleh dengan data sekunder dan self assessment masing-masing pemerintah kota.

Delapan indikator yang dinilai adalah RPJMD, kebijakan Pemko tentang toleransi, peristiwa intoleransi, dinamika masyarakat, pernyataan kepada publik, tindakan nyata pemerintah, demografi atau heterogenitas agama, dan inklusi sosial keagamaan.

Wakil Ketua Badan Pengurus Setara Institute Bonar Tigor Naipospos menyampaikan, pihaknya sudah melakukan studi terkait toleransi ini sebanyak 4 kali pada 2015, 2017, 2018, dan 2020. Seiring waktu banyak terjadi dinamika tindakan intoleransi yang cukup tinggi di beberapa kota. 

"Terbukti dari skor-skor indeks setiap kota. Kalau dilihat dari laporan 2015-2020 terjadi dinamika yang cukup tinggi. Ada kota-kota yang tadinya masuk 10 besar, terlempar, adanya yang tadinya skor rendah karena toleransinya buruk malah justru naik ke tingkat madya. Contoh seperti Pematangsiantar, yang selalu masuk 10 besar tapi pada 2020 terlempar dari posisinya," kata Bonar Tigor dilansir dari Tribun Medan, Jumat (26/2/2021).

Secara umum atau sebesar 80 persen tindakan intoleran, ujar Bonar terjadi di perkotaan. Hal itu disebabkan terjadinya dinamika antara masyarakat atau peristiwa antar kelompok beragama yang cukup banyak.

Namun di balik itu terdapat regulasi serta kebijakan pemerintah kota yang menjadi komponen penting merawat kota toleran. Dalam laporan ini, Kota Bekasi, Bogor dan Jakarta yang mengalami peningkatan dalam menjalankan nilai nilai keberagaman.

"Pematangsiantar itu tahun 2015 paling toleran kemudian turun peringkat dua dan tiga kemudian terlempar dari sepuluh besar dan ada kota yang selalu konsisten seperti Singkawang, Manado," ungkap Bonar.

Alasan Keluarnya Siantar dari Kota Toleransi di Indonesia

Sementara itu, Direktur Riset Setara Institute, Halili Hasan mengatakan, dinamika masyarakat di Pematangsiantar dan Medan memiliki skor Indeks Kota Toleransi (IKT) rendah. Ia mengatakan, regulasi sosial adalah parameter yang mereka gunakan dalam riset.

"Padahal regulasi sosial merupakan salah satu parameter toleransi yg kami gunakan, juga beberapa studi indexing di tingkat global," ujar Hasan.

Hasan berujar, kasus politik identitas di Kota Medan dalam Pilkada dan kriminalisasi tenaga kesehatan (nakes) RSUD Djasamen Saragih Pematangsiantar menjadi kasus yang mengurangi penilaian.

"Untuk Siantar, kriminalisasi nakes merupakan salah satu catatan minus yg ikut mendegradasi penilaian. Untuk Medan, pilkada lalu juga memperburuk inklusi sosial, karena politik identitas dalam Pilkada sangat massif," katanya.

Adapun perhitungan lainnya, yang mengurangi skor adalah minimnya anggaran atau kegiatan yang dilakukan pemerintah daerah untuk mempererat kerukunan.

"Penganggaran untuk seperti promosi toleransi kalah progresif dari kota-kota lain, seperti Salatiga. Ini menjadi salah satunya penilaiannya," jelasnya.

Berikut 10 kota toleran di Indonesia:

1. Salatiga 6,717
2. Singkawang 6,450
3. Manado 6,200
4. Tomohon 6,183
5. Kupang 6,037
6. Surabaya 6,033
7. Ambon 5,733
8. Kediri 5,583
9. Sukabumi 5,546
10. Bekasi 5,530

(Tri/Rls)
×
Berita Terbaru Update