Notification

×

Pelantikan Sekretaris Gereja BNKP Tebingtinggi Ricuh, Muncul Aksi Demo Penolakan

Minggu, 29 Juni 2025 | 21:24 WIB Last Updated 2025-06-30T10:33:25Z
Kericuhan di Gereja BNKP Resort 42, Jalan Baja, Kelurahan Tambangan, Kota Tebingtinggi.

TEBINGTINGGI (Kliik.id) - 
Pelantikan Sekretaris Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Kota Tebingtinggi, berujung ricuh, Minggu (29/6/2025).

Kericuhan bermula dari adanya aksi demo penolakan oleh sekelompok jemaat yang dikoordinir oleh Ketua BPMJ sekaligus Anggota DPRD Tebingtinggi, Ogamota Hulu.

Aksi berlangsung bersamaan dengan kebaktian ibadah minggu di halaman Gereja BNKP Resort 42 di Jalan Baja, Kelurahan Tambangan.

Dalam orasinya, Ogamota Hulu menyampaikan penolakan keras terhadap Surat Keputusan BPMR-42 tentang Pengangkatan Sekretaris Jemaat Pengganti Antar Waktu (PAW) untuk masa pelayanan 2022–2027.

Ogamota menilai proses pergantian sekretaris tidak sesuai aturan, karena tidak ada koordinasi dengan dirinya sebagai Ketua BPMJ yang seharusnya berwenang mengusulkan nama.

"Saya sudah coba hubungi Praeses tapi tidak direspons. Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi secara terbuka, karena ini menyangkut marwah organisasi," ujar Ogamota dalam orasi yang sempat membuat suasana memanas.

Menanggapi hal tersebut, Praeses Resort 42 BNKP, Pdt Teheli Lafau, menjelaskan bahwa pengangkatan sekretaris baru bernama Asazatulo Hulu telah melalui proses resmi.

Teheli menegaskan bahwa keputusan tersebut merupakan hasil tahapan yang sesuai prosedur BNKP, mulai dari pengunduran diri sekretaris sebelumnya hingga persetujuan dari Badan Pengurus Harian (BPH) BNKP.

"Kami ikuti semua sesuai aturan. Bahkan SK dikeluarkan setelah ada surat persetujuan dari BPH BNKP," ucap Pdt. Teheli.

Sementara itu, salah satu jemaat BNKP, Lestarius Hia, menyayangkan aksi demonstrasi yang terjadi saat ibadah.

Lestarius menilai tindakan Ogamota Hulu tidak mencerminkan etika sebagai pemimpin gereja sekaligus pejabat publik.

"Sebagai anggota DPRD dan Ketua BPMJ, harusnya memberi contoh, bukan membuat gaduh," ujarnya.

Lestarius juga menilai ajakan Ogamota untuk menggelar ibadah pagi pukul 10.00 WIB melanggar jadwal resmi BNKP yang sudah ditetapkan.

"Tindakan ini malah memecah belah jemaat. Kami malu melihat hal seperti ini terjadi di lingkungan gereja," katanya.

Meski sempat diwarnai ketegangan, pelantikan tetap berjalan dan diakhiri dengan pengamanan situasi oleh pihak gereja.

Jemaat berharap ke depan konflik internal dapat diselesaikan dengan cara yang lebih damai dan sesuai aturan gerejawi. (Red)
×
Berita Terbaru Update