Gubernur Sumut Edy Rahmayadi meninjau pasar beras murah di pasar tradisional Kota Medan. |
Sebanyak 30 ton beras disalurkan di dua pasar ini yang dijual dengan harga Rp10 ribu/kg.
Penjualan beras murah ini dilakukan untuk menekan harga beras yang cenderung naik menjelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru), agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokok, terutama beras.
Penjualan beras murah ini merupakan program Penderasan Beras ke Pasar Rakyat dari Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI).
"Program Kementan ini dilakukan untuk menjaga harga beras agar tetap stabil. Setelah kita tinjau tadi, harga beras yang paling murah itu sebesar Rp12.500/kg. Karena itu kita jual dengan harga Rp10.000/kg, dan dibatasi hanya bisa membeli 10 kg/orang," ujar Edy Rahmayadi, yang hadir bersama Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan RI Ali Jamil Harahap di Pasar Simpang Limun, Jalan SM Raja,Medan, Selasa (27/12/2022).
Edy memastikan bahwa program Penderasan Beras ini bukan berarti Sumut devisit pangan. Namun karena Nataru harga kebutuhan pangan diantaranya beras mengalami kenaikan.
Program Penderasan Beras ini dilakukan untuk menjaga harga beras tetap stabil dan meringankan beban masyarakat untuk dapat merayakan Nataru.
Sementara itu, Dirjen PSP Kementan RI Ali Jamil Harahap mengatakan, program Penderasan Beras ke Pasar Rakyat ini serentak dilakukan di seluruh Provinsi di Indonesia.
"Program ini bertujuan untuk mengamankan harga beras dan juga menjaga kebutuhan pangan masyarakat jelang Nataru 2023," ujar Ali.
Beras premium IR 64 yang disalurkan ini, kata Ali, merupakan kerja sama dengan beberapa kilang padi yang ada di Sumut.
"Dipastikan untuk di Januari 2023, harga beras akan kembali turun yang didukung panen raya di beberapa daerah di Indonesia," jelasnya. (Rls)