Foto ilustrasi |
Juru bicara program vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmidzi, mengungkapkan 68 kasus tersebut merupakan pelaku perjalanan luar negeri dan 11 di antaranya merupakan warga negara asing (WNA).
Dari 68 Kasus Konfirmasi Omicron tersebut, sebanyak 29 orang tidak memiliki gejala, 29 orang sakit dengan gejala ringan, 1 orang sakit dengan gejala sedang, dan 9 orang lainnya tanpa keterangan.
Lebih lanjut Nadia mengimbau, masyarakat Indonesia segera menahan diri untuk tidak bepergian ke negara-negara dengan transmisi penularan Omicron yang sangat tinggi.
"Jangan egois, harus bisa menahan diri untuk tidak bepergian dulu ke negara dengan transmisi penularan COVID-19 yang sangat tinggi seperti Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat. Kita harus bekerjasama melindungi orang terdekat kita dari tertular COVID-19. Mari kita menahan diri," tegas Nadia dalam keterangan pers, dikutip dari situs Kemenkes RI, Sabtu (1/1/2022).
Berdasarkan WHO HQ. Enhancing readiness for Omicron (B.1.1.529): Technical Brief and Priority Actions for Member States, 23 December 2021 disebutkan varian Omicron memiliki karakteristik penularan yang lebih cepat daripada varian Delta pada negara-negara yang telah mengalami transmisi komunitas.
Maka dari itu, Nadia juga kembali meminta masyarakat untuk menunda perjalanan ke luar negeri. Apabila sedang berada di luar negeri, tetap jalankan protokol kesehatan yang ketat.
Nadia juga mengingatkan bahwa saat ini sudah ditemukan kasus Omicron transmisi lokal. Sehingga masyarakat diminta lebih waspada dan selalu disiplin protokol kesehatan.
"Perlu menjadi perhatian bahwa kita juga sudah mengidentifikasi kasus transmisi lokal, artinya risiko penularan di masyarakat juga sudah ada," kata dr Nadia dalam keterangan resmi beberapa waktu lalu, dikutip dari situs Kemenkes RI. (Detik)