Foto ilustrasi. (detikcom) |
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, terdapat rencana booster vaksin COVID-19 dengan Moderna bakal diberikan setengah dosis atau 'half dose'.
Mengacu pada kebijakan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), booster Moderna diberikan setengah dosis lantaran memiliki Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang cukup tinggi.
Namun Menkes menambahkan, rencana tersebut masih dikaji di Indonesia. Diharapkan, Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) bakal mengeluarkan kebijakan pada 10 Januari 2022.
"CDC dan FDA Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan Moderna boosternya 'half dose' karena memang dia ada isu kerasnya Moderna atau efek KIPI-nya. Sekarang ITAGI sedang melakukan research mudah-mudahan bisa selesai di tanggal 10 Januari," terang Menkes dalam konferensi pers terkait evaluasi Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Senin (3/1/2022).
Menurutnya, kajian tersebut bertujuan melihat perbedaan efektivitas vaksin booster setengah dosis dengan dosis full. Jika efektivitasnya sama tinggi, target vaksinasi booster dengan setengah dosis sekali suntik diharapkan sepenuhnya tercapai hanya dengan mengandalkan stok hibahan dari negara lain.
"Untuk vaksin Pfizer dan Moderna memang half dose dan full dose tidak ada beda dari efektivitasnya, kita bisa mengandalkan half dose," beber Menkes.
"Maka kemungkinan seluruh kebutuhan booster bisa dipenuhi dari yang gratis. Tapi ini masih diskusi, hasilnya akan sesuai laporan dari tim profesor ITAGI menyampaikan hasilnya 10 Januari," pungkasnya. (Detik)