![]() |
Foto: (Rolls Royce/CNN) |
JAKARTA (Kliik.id) - Pembuat mesin pesawat asal Inggris, Rolls Royce berencana menutup pabrik mesin jet untuk pesawat sipil selama dua minggu. Hal itu dilakukan untuk mengurangi kerugian setelah mengalami penurunan penjualan.
Rencana tersebut tentatif karena perusahaan masih proses mencapai kesepakatan dengan serikat pekerja. Rencana ini dipastikan tidak akan memengaruhi divisi pertahanan atau energinya.
"Sebagai bagian dari kesepakatan yang dicapai dengan serikat pekerja musim panas lalu, kami pada prinsipnya setuju mengadakan negosiasi tentang peningkatan produktivitas dan efisiensi 10% di seluruh operasi Dirgantara Sipil kami di Inggris. Kami sekarang telah memulai diskusi dengan serikat pekerja untuk bagaimana hal ini dapat dicapai," kata Rolls Royce dalam pernyataan dikutip dari BBC, Senin (8/2/2021).
Belum ada tanggal yang ditetapkan terkait waktu penutupan pabrik Rolls Royce itu. Ini akan menjadi penutupan sementara pertama bagi perusahaan setidaknya sejak tahun 1980-an, ketika perusahaan itu diprivatisasi ulang.
"Kami terus menggunakan Skema Retensi Pekerjaan Coronavirus Pemerintah Inggris dan skema serupa di tempat lain di dunia di seluruh area Ruang Angkasa Sipil, di mana beban kerja telah berkurang secara signifikan akibat COVID," katanya.
Bulan lalu perusahaan berharap mendapat lebih banyak uang daripada yang diharapkan tahun ini karena pesawat yang ditenagai oleh mesinnya terbang lebih sedikit di tengah pandemi COVID-19.
Perusahaan Rolls Royce berharap dapat memangkas biaya 2 miliar poundsterling atau setara Rp 38,4 triliun (kurs Rp 19.200/£) pada 2021. Betapa pembatasan COVID-19 ini sangat memengaruhi pendapatannya. (Detik)